Home » » Kado Untuk Sahabatku

Kado Untuk Sahabatku


.

Pagi itu aku berkumpul bersama Dedek dan Andien di gereja. Di seberang sana terdengr suara memanggil kami.
“Hey,” teriak orang itu.
Ketika itu juga sampilah orang itu bersama-sama kami di gereja. Ternyata dia adalah Ocha, sahabat kami yang pendiam tetapi sering punya keinginan.
“Dari mana saja kamu ?“ tanya Dedek yang merupakan sahabat kentalnya.
“Ini habis jalan-jalan ke Matos, pengen beli baju tapilagi cekak nih kantong.” Kata Ocha sambil mengerutkan wajah dan bibirnya.

Lalu Ocha berpamitan untuk pulang katanya mau ada urusan. Setelah Ocha pulang, Dedek dan Andien juga menyusul pulang. Begitu pun aku. Saat di jalan pulang aku berpikir untuk memberi Ocha sebuah kado yang berupa baju, tanpa sepengetahuan teman-temanku dan aku akan beli besok sepulang sekolah.
Besok siang sepulang sekolah, aku menyempatkan diri untuk pergi ke Matos, maksudnya biar aku bisa beli kado tanpa sepengetahuan teman-temanku. Setelah lama berputar-putar Matos aku menemukan toko yang pas untk beli kado itu. Tanpa sepengetahuanku terlihat di sana Dedek dan Andien.
“Eh, itu Bintang kan ?” tanya Andien pada Dedek.
“Iya kayaknya, lagi apa ya kira-kira ?” jawab Dedek.
“Lagi apa ya, mau nyamperin tapi gak ah.” jawab Andien sambil berpikir.
“Iya jangan, kita awasi saja dari jauh !” usul Dedek.
Lalu Dedek dan Andien mengikuti aku dari sepanjang aku memilih-milih barang di toko itu, tanpa sepengetahuanku. Mereka terus mengawasiku sambil berbisik-bisik.
“Kayaknya dia mau beli kado deh !” kata Andien.
“Oh, aku tahu itu mungkin buat Ocha !” jawab Dedek secara spontan.
“Kok kita nggak dibelikan ya, bagaimana kalau kita kerjain ?” usul Andien pada Dedek sambil berbisik.
Dedek terdiam sejenak, untuk berpikir.
“Hm, boleh juga bagaimana caranya ?” tanya Dedek kayak orang bego.
Andien memberiahu cara itu sambil berbisik pada Dedek.
“Wah, ide bagus itu, kapan dilakukannya ?” seru Dedek.
“Nanti-nanti, sabar saja.” kata Andien.
Setelah itu Dedek dan Andien pun pulang untuk melakukan rencananya. Tetapi mereka tidak langsung pulang tetapi mampir ke rumah Ocha dulu. Ternyata mereka ingin memberitahukan bahwa aku ingin memberi kado pada Ocha.
“Ocha-ocha..” panggil Dedek.
“Ada apa kalian datang kemari ?” jawab Ocha
“Kita cuma mau bilang kalau ada seorang pahlawan yang mau ngasih kamu sebuah kado istimewa tanpa sepengetahuanku dan Dedek !” jelas Andien panjang lebar.
”Anaknya baik, tapi aku dan Andien gak dibeliin !” tambah Dedek.
Ocha mulai berpikir siapa orangnya dan mau apa dia, sambil berputar-putar kesana-kemari. Dedek dan Andien tersenyum bangga melihat Ocha bingung seperti itu.
“Hm, siapa sih orangnya ?” tanya Ocha pada keduanya.
“Kasih tau gak ya ? hahaha,” jawab Andien sambil tertawa bahagia.
“Itu loh pahlawan kita !” tambah Dedek .
“Siapa, Bintang maksud kalian ?” jawab Ocha dengan memasang wajah kebingungan.
“Yup, siapa lagi ?” kata Andien dan Dedek serempak.
“Masa iya Bintang mau ngasih kado ke aku ?” Ocha masih tidak percaya.
“Iya Ochaa.” kata mereka berdua,
Keesokan harinya aku bertemu mereka bertiga sedang jalan-jalan pagi. Kulihat wajah mereka tersenyum aneh seolah ada sesuatu penting yang telah disembunyikan dariku. Perlahan kucoba menemukan arti di balik senyuman aneh itu. Nah, kini aku tahu itu adalah senyuman jail dari mereka.
“Hey, kalian sedang apa di sini ?” tanyaku.
“Sedang olahraga pagi nih, ya nggak ?” jawab Ocha sambil menoleh ke arah Dedek dan Andien.
“Kayaknya ada yang mau sih kado nih ?” sindir Dedek padaku.
“Iya tapi kado itu Cuma buat satu orang aja ya, dan kita kayaknya gak dikasih deh !” tambah dari Andien.
Aku tahu maksud dari sindiran itu untukku. Dan saat itu aku kaget dibuatnya, batiku berpikir siapa yang telah memberitahu mereka. Kemudian aku berpikir sejenak untuk memberi hadiah juga pada Dedek dan Andien atau tidak. Kalau tidak mereka pasti kecewa padaku, tetapi kalau aku beri maka uangku akan habis. Ah, nanti sajalah aku pikirkan kembali di rumah secara matang.
“Ngg, anu.., aku pulang dulu ya sorry karena aku ada urusan dengan temanku.” jawabku dengan gaya yang salah tingkah.
“Emang mau ngado apa sih ?” sergah Ocha padaku sambil tersenyum-senyum.
“Ehm, bukan kado apa-apa !” jawabku
“Hayo kado apa ?” tambah Andien menyudutkanku.
“Bukan apa-apa !” jawabku sambil meninggalkan mereka.
Setelah itu mereka melanjutkan jalan-jalannya dengan tertawa terbahak-bahak. Sedangkan aku di rumah mulai menemukan solusi untuk masalah ini. Malam harinya aku membeli 3 kado yaitu baju yang sama sebagai simbol persahabatan, dan 3 kado jail juga untuk mereka bertiga.
Keesokan harinya aku menemui Ocha, Dedek, dan Andien dengan membawa 3 kado asli dan 3 kado palsu untuk mereka bertiga.
“Ini kado buat Ocha yang paling utama.” Kataku sambil memberikan 1 kado palsu pada Ocha.
“Dan karena aku baik hati, maka kalian bertiga juga mendapat kado, ini terima !” kataku sambil memberikan 2 kado palsu juga pada Dedek dan Andien.
“Makasih ya, Bintang baik deh !” kata mereka bertiga kompak.
Setelah dibuka, alangkah terkejutnya mereka dan langsung ngamuk-ngamuk padaku setelah tahu bahwa isinya adalah guntingan-guntingan koran bekas. Lalu mereka menuntut kado yang asli padaku.
“Ini kado buat kalian bertiga jangan berebut, buat simbol persahabatan kita !” kataku sembari memberikan ketiga kado asli pada mereka bertiga.
“Wah, bagus banget bajunya, makasih ya Bintang !” kata Ocha sambil mencubit pipiku.
“Gak nyangka ya, Dek, ternyata kita juga dapet, salah bagus banget lagi bajunya, makasih ya Bintang !” kata Andien sambil melakukan hal yang sam seperti Ocha.
“Makasi juga ya, bagus banget bajunya !” kata Dedek biasa saja.
“Iya teman-teman, sama-sama, kalau kalian senang aku juga ikut senang.” jawabku pada mereka bertiga.
Setelah itu, ketiga sahabatku tadi memakai baju itu secara bersamaan sebagai tanda kekuatan dari persahabatan kami yang erat.

Your Reply

Statistik

Widget by : http://vikrymadz.blogspot.com/2011/05/cara-membuat-next-page-bergaya-numeric.html Sumber: http://id.shvoong.com/how-to/computers-and-internet/2160859-membuat-efek-ketikan-pada-judul/#ixzz1jFk7n8bF